3 Partai Tanpa Kemenangan, Sinyal Minor PSM

By Admin

nusakini.com--PSM Makassar kembali gagal meraih poin penuh di kandang sendiri setelah ditahan imbang 2-2 Perseru Serui di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin, Minggu (5/8/2018). Bagi PSM, hasil ini memutus rekor selalu menang pada tiga partai terakhir melawan Perseru. Lebih jauh lagi, pada tiga partai terakhir PSM di Liga 1 2018, mereka gagal menorehkan kemenangan. Selain Perseru, PSM juga gagal menekuk PSMS Medan dan PSIS Semarang. Ironisnya, ketiga klub ini masih bertengger di papan bawah klasemen. 

Tidak hanya itu, hasil imbang dengan Perseru juga membuat Juku Eja sudah kehilangan lima poin di kandang sendiri musim ini. Pada putaran pertama lalu, PSM dipermalukan Persela Lamongan 2-3 di Stadion AMM. Sebagai perbandingan, pada Liga 1 2017, salah satu faktor kegagalan PSM meraih juara karena kehilangan lima poin di kandang sendiri.

Kini, saat Liga 1 2018 masih panjang, PSM sudah kehilangan lima poin kandang. Padahal, di putaran kedua ini, PSM masih akan menjamu tim kuat seperti Persija Jakarta, Persib Bandung, Bali United, Barito Putera dan Persipura Jayapura. Kelima tim ini punya potensi untuk menambah kehilangan poin PSM bila bermain di kandang sendiri.

Memang, PSM bisa menambah pundi-pundi poinnya bila bermain away. Tapi, berkaca pada pertandingan sebelumnya, penampilan Wiljan Pluim dkk saat laga away terbilang kurang meyakinkan. Diantaranya gagal menang melawan tim papan bawah, PSMS Medan dan PSIS Semarang.

Mantan pemain PSM, Faisal Maricar menilai strategi yang diusung pelatih Robert Alberts sudah gampang terbaca lawan. "Ketergantungan PSM pada sosok Wiljam Pluim sangat kental. Kalau Pluim dimatikan plus meminimalisir serangan PSM lewat sayap, maka tim lawan berpeluang meraih poin," kata Faisal.

Faisal juga menyoroti keputusan Robert yang terkesan kurang berani melakukan rotasi meski menghadapi tim yang levelnya masih dibawah PSM. Bek yang membawa PSM juara pada 1992 ini memberi contoh, di lini tengah, Pluim, Marc Klok dan Rizky Pellu adalah langganan tampil. "Padahal di lini ini masih ada Asnawi Mangkualam, M. Arfan, Rasyid Bakri dan Arsyad Yusgiantoro yang bisa dimaksimalkan. Sebaiknya Robert berkaca pada Persib. Meski kerap melakukan rotasi, penampilan Persib tetap stabil," tegas Faisal.

Faisal pun berharap, manajemen segera melakukan evaluasi terhadap kinerja Robert. "Sejak menangani PSM, Robert sudah dua kali gagal mencapai target," kata Faisal.

Saat mengambil alih peran Luciano Leandro, Robert ditargetkan membawa PSM bertengger di peringkat tiga Torabika Soccer Championship 2016. "Target itu sempat direvisi menjadi peringkat lima. Hasilnya PSM bertengger di peringkat enam. Begitu pun di Liga 1 2017, target juara gagal terwujud setelah PSM hanya menduduki posisi tiga di klasemen akhir," terang Faisal.

Padahal, dimata Faisal, manajemen PSM sudah 'berbaik hati' dengan memberikan kewenangan penuh kepada Robert. Khususnya masalah yang terkait dengan teknis dan perekrutan pemain. Manejemen PSM pun memenuhi permintaan Robert  dua kali kali melakukan pemusatan latihan di Bali yang membutuhkan biaya besar. "Salah satu kegagalan Robert adalah tidak bisa dimaksimalkan striker yang dia pilih sendiri," tutur Faisal.

Di era Robert, PSM tercatat sudah mengontrak lima striker. Mereka adalah Luiz Ricardo, Reinaldo Elias, Pavel Purishkin, Bruce Djite dan kini Alessandrio Ferrerira. "Semoga Sandro bisa memjawab harapan publik dengan gol-golnya," pungkas Faisal. (ab)